Minggu, 01 Juli 2007

Kearifan Legenda Putri Nyale

A

wan tebal menyelimuti gemerlap bintang-bintang. Sayatan kilat menjulur-julur melawan kegelapan tanpa bulan. Gemuruh petih menggetarkan jantung-jantung yang berdegup kencang. Sesekali, ombak tinggi besar menjulang menghantam karang-karang.

Di ujung, terlihat seorang wanita berdiri sigap. Hembusan angin malam nan dingin menerpa tubuhnya. Akan tetapi, semua itu bukanlah hilangan. Ya, sungguh mengerikan! Ia terjun dari tebing. Kemudian, glegek, glegek, glegek. Air asin yang masuk melalui teling, hidung, dan mulutnya membuat jantung sang Putri tak berdetak lagi. Semua datu yang merebutkannyapun hanya bisa melongo menyaksikan pengorbanannya. Pengorbanan Sang Putri Nyale untuk nyawa-nyawa mereka, rakyat Lombok.

Memang sakit, sakit, sakit, tapi itulah pengorbanan, makin besar pula penderitaan. Akan tetapi, itu adalah penderitaan temporer yang berbuah kebahagiaan permanen. Penderitaan Putri Nyale berbuah kebahagian masyrakat Lombok yang dapat dirasakan sampai sekarang seperti “event bau nyale.”

Dewasa ini, legenda si Putri Nyale terulang lagi. Namun, apakah sosok karifannya juga demikian?

Kini, banyak pemuda tabok-menabok, tendang menendang, bahkan bacok-membacok hanya untuk memperebutkan seorang cewek yang belum tentu layak untuk diperebutkan. Bukan hanya pemuda, pemudi juga demikian. Cabik-mencabik, jambak-menjambak, tonjok-menonjok ( pake jarum pentul jilbabnya kale,he…he…) hanya karena memperebutkan seorang cowok yang juga belum tentu layak untuk diperebutkan. Kalaupun layak, mengapa harus dengan cara rebutan? Cowok ataupun cewek bukan cuma satu kan? Tapi milyaran. Kayak mahluk langka aja. Sementara itu, kebanyakan cowok ataupun cewek menganggap bahwa diperebutkan adalah hal yang patut menjadi kebanggaan tersendiri. Jika seorang cowok diperebutkan, ia nyengir kuda ( jalannya cengaar-cengiir ). Jika seorang cewek mengtahui dirinya diperebutkan, ia nyengir kucing, menebar pesona di sana-sini bak seorang pragawati kondang.

Di manakah sosok seorang Putri Nyale masa kini? Apa sosok itu hanya ada di dalam legenda?

Seandainya, seandainya sosok arif Putri Nyale diwarisi oleh seluruh anak negeri, Indonesia tak akan seperti ini. Tak akan ada lagi tonjok-menonjok, tabok-menabok, bacok-membacok antar pemuda ataupun pemudi. Rasa persaudaraan antar pemuda pun akan semakin kuat sehingga menciptakn suatu persatuan kukuh yang merupakan jalan untuk membangun bangsa. (Metha )

Tidak ada komentar: